Sabtu, 15 Juni 2013

Tangan Ku Kaku


Entah karena bensin motor lagi waktunya isi bensin atau memang kebetulan, tiba - tiba malam ini aku pengen makan soto ayam yang ada di simpang tiga. Seperti biasa rute dari kost ke simpang tiga pasti lewat depan rumah mbak dan malam ini pun aku lewat depan rumah mbak. Seperti biasa juga ketika lewat depan rumah mbak aku selalu menengok atau paling tidak melirik ke arah pintu rumah mbak. Tapi malam ini ada yang beda, bukan rutenya, bukan juga akitivitas ku yang ganti dari yang tadinya noleh jadi ndangak atau dari nglirik jadi merem sambil naik motor. Malam ini untuk yang pertama kalinya aku melihat mbak duduk di kursi depan pintu rumah, mbak tersenyum, dan mengangguk kepada ku. Aku benar - benar kaget, shock, dan terheran - heran karena biasanya yang selalu duduk disitu hanyalah ayah mbak dan tiba - tiba berubah menjadi mbak. Saking kagetnya entah kenapa jari tanganku tiba - tiba juga menjadi kaku, jempol yang sudah nempel di klakson seolah tidak bisa bergerak, kaku, dan niat ku untuk segera membalas anggukan mbak gagal.

Dengan masih terheran - heran aku pun sampai di SPBU dengan sambil terbayang mbak. Seperti pembeli lain aku pun antri, turun, dan membuka jog sepedah motorku untuk diisi bensin. "Lhoh, koq ga ada tutup tankinya?" haha.. Ini kan motor laki, ngapain juga turun, dan membuka jog segala. Hadeh benar - benar tidak konsentrasi, motor juga motor sendiri, baru juga bukan, sudah bertahun - tahun malah iya. Koq bisa lupa sih. OK! "Pak  30.000 ya?" sambil tak kasih uangku pecahan 50.000-an. "Mas?" Petugas SPBU kembali nyodorin kembalian 40.000. "Koq banyak?" ternyata sama mas-nya motorku cuma diisi 10.000. Karena dari tadi aku ga fokus aku pun melilih introspeksi dari pada menghakimi petugas SPBU itu. "Apa iya ya aku yang salah ngomong? Masa isa niat pikiran dan hati beli 30.000 tapi mulut pesen 10.000?" Ya sudah lah, toh besok - besok bisa beli lagi. Mungkin karena perut laper kali ya...

Setelah kenyang beli soto, akupun pulang dengan rute yang sama, lewat depan rumah mbak, tentunya dengan niat bulat menyapa mbak dengan klakson jika memang mbak masih di situ. "Lha, koq yang duduk disitu berubah jadi ayah? Lha koq warna bajunya sama?" Lha masa iya yang lewat pertama tadi salah, Lha masa iya tadi yang duduk di situ bukan mbak? atau aku yang sekarang salah lihat?" Aku pun segera menepi, kebetulan di kanan jalan ada penjual martabak, haha perut jadi laper. Sambil menunggu martabak aku kembali terheran - heran sambil penasaran "Yang salah lihat yang pertama atau yang kedua?" Mhmm..setelah pesananku selesai dan karena malas juga menyebrang jalan akupun memutuskan untuk sekali lagi lewat depan rumah mbak. Memastikan siapa yang sebenarnya tadi duduk di depan pintu. 

Dengan membaca bismillah aku pelan - pelan lewat depan rumah mbak dan ternyata pintu rumah mbak sudah tertutup, tak ada seorangpun yang duduk disitu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar