Setelah kejadian di salon beberapa bulan yang lalu, kemudian rafting di songa, kapan hari kejadian itu terulang lagi. Kapan hari aku jalan -jalan ke toko sepeda yang ada di Jombang tentunya dengan niat membeli sepeda. Langsung saja aku menuju salah satu toko sepeda yang ada di Jl. A Yani karna sebelumnya aku memang sudah browsing di internet toko sepeda mana yang merupakan penjual resmi dari merek sepeda yang aku cari. Setelah memarkir motor aku langsung masuk ke toko tersebut, ada banyak sekali dagangan mulai dari sepeda roda 3 (tiga) sampai sepeda - sepeda MTB berbagai jenis. dan langsunglah aku disapa sama cece dan koko pemilik toko.
Cece - cece : Om, cari apa?
Aku : Mau lihat - lihat sepeda aja Ce.
Cece - cece : Masuk aja Om ke belakang, barang'e ada buaanyak. Sambil memanggil salah seorang pelayannya.
Cece - cece : Tik - tik (bukan nama sebenarnya), anterin Om-nya tik mau lihat - lihat sepeda ke belakang.
Pelayan : Iya Ce, ayo Om kebelakang Om, ta anter... (Dengan gaya penuh semangat).
Aku : Siiip...
Pelayan : Ini Om, tinggal pilih muuacem - macem ini jenisnya ada yang kursinya plastik ada yang pakai popok empuk. Gawe usia piro sih Om? (Buat usia berapa sih Om?)
Dieenggggg.....dengan PD-nya mbak ini sambil menunjuk kearah sepeda - sepeda unyu beroda 3 (tiga) berwarna ungu - ungu dan pink. Benar -benar serasa tiba - tiba ada petir di siang bolong.
 |
| Foto cuma ilustrasi |
Aku : Mbak, sepeda'e gawe aku mba! duduk gawe anak ku. (Sepeda untuk saya, bukan untuk anak saya).
Pelayan : Woalaahhh... tak pikir gawe anak'e sampean mas - mas, tiwas tak tawani sepeda rodo telu. (Ooo.. saya pikir untuk anaknya, terlanjur saya tawarin sepeda roda tiga).
Aku : Mhmmmm....
Langsung deh benar -benar speechless padahal pagi itu aku sudah pakai celana jeans dan kaos oblong biar kelihatan keren (Lebih muda dikit). Maklum sebenarnya aku lebih suka dan nyaman kalau pakai celana kain dengan kemeja atau kaos berkerah. Lebih ringan dan pastinya kelihatan lebih sopan, tapi apa daya sudah banyak kritik dan saran di mana - mana. Untung juga pagi itu aku tidak pakai celana kain plus kemeja, coba pakai pasti bisa - bisa aku ditawarin sepeda mini atau BMX untuk ABG. Kacau...
Pelayan : Hehe.. Sorry mas yo,..
Aku : Iyo, santai wae.. Aku golek MTB iki. (iya, santai aja aku cari Mountain Bike koq).
Mhmmm.. Ya beginilah resiko kalau punya tampang agak boros, bukan yang pertama kalinya. Dulu yang di salon juga, sama mbak kasirnya masa iya aku dikira suaminya ibu - ibu yang kebetulan waktu itu juga pas lagi mau bayar. Disuruh bayarnya jadi satu lagi, dan dengan entengnya itu mba kasir bilang "Nota potong rambutnya jadi satu ya mas ya sama istrinya" sambil melihat kearah ibu - ibu di sampingku yang mungkin usianya sudah 37 tahun. Haduuuh dalam hati "Mbak plissss... aku masih muda, aku belum punya istri, itu istrinya orang, aku tidak kenal masa iya aku suruh bayarin biaya potong rambutnya". Haha..
Terus waktu rafting di Songa juga, temen - temen kantor yang lain dikira sama pasangannya, suami atau istrinya. Giliran aku sama Guide-nya dikira sama anak ku, si Aldi anak kelas 5 (lima) SD yang kebetulan juga ikut karena diajak sama mamanya. Memang koq orang - orang itu kalau kata bang Rohma "TERLALU!". Kadang jadi kepikiran masa iya sih muka ku setua itu, itukan ukuran untuk bapak - bapak. Masa iya, perasaan biasa - biasa aja. Apa jangan - jangan Akte kelahiranku salah cetak ya????? :))
 |
| Om Hendhika, Mba Rina, Mas Udin, Aldi |
Ya apapun itu aku selalu bersyukur koq, banyak juga teman - teman entah itu teman kantor, kuliah. Mereka sering bilang kalau aku itu sebenarnya tidak kelihatan tua tapi Dewasa. Haha... Ya - ya - ya, awas ya kalau cuma pujian palsu!!!! :p
"Menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa adalah pilihan"